Dari Ojol ke SW Group:
Perjalanan Inspiratif Silvi Wahyu Herda Saputri
Silvi Wahyu Herda Saputri, perempuan kelahiran tahun 2000, adalah bukti nyata bahwa kegigihan bisa mengubah arah hidup seseorang secara luar biasa. Lulus dari bangku SMA pada tahun 2018, impiannya saat itu sederhana tapi mulia menjadi abdi negara. Namun, nasib belum berpihak. Ia gagal pada tes pertama, dan kembali gagal pada gelombang kedua meski sudah mempersiapkan diri dengan penuh semangat, bahkan bekerja sebagai ojek online di Blitar untuk membiayai hidup dan latihan fisik.
Tak ingin menyerah, Silvi menerima saran sang ibu untuk mengambil kursus kecantikan. Di saat yang sama, ia diminta membantu keponakannya belajar. Hasilnya mengejutkan, dari tak pernah mendapat peringkat, sang keponakan langsung meraih juara dua. Kabar itu menyebar cepat, menarik perhatian banyak orang tua. Sejak itu, murid demi murid berdatangan.
Dari titik itulah, Silvi mulai merintis SW Group, sebuah usaha multi-sektor yang kini menaungi berbagai lini:
- Bimbingan belajar dengan lebih dari 60 murid aktif
- Salon dan jasa MUA yang semakin dikenal luas
- Mebel yang menangani berbagai kebutuhan furnitur
- Catering yang dimulai dari iseng-iseng saat Ramadan 2020 dan berhasil menjual lebih dari 70 hampers hingga luar kota
Kesuksesan ini tentu tak datang begitu saja. Silvi mengandalkan strategi diversifikasi, menjadikan setiap produk dan layanan SW Group memiliki keunikan tersendiri. Ia juga aktif memanfaatkan platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pasar.
Perjalanan Silvi bukan sekadar cerita tentang bisnis, tapi tentang bangkit dari kegagalan, berani mencoba hal baru, dan konsisten membangun impian dari bawah. Dari helm ojol ke helm pengusaha, Silvi membuktikan bahwa tidak ada mimpi yang terlalu tinggi selama kita mau berjuang.
Perjalanan Kreatif Mengembangkan Karya Batik dan Jumputan dengan Sentuhan Kontemporer
Arini Kumalasari, yang lebih akrab disapa Arin, tengah memulai perjalanan menariknya bersama Astagunaku. Sejak berdiri pada tahun 2020 sebagai etalase karya, brand ini berkembang pesat pada 2021, membawa kreativitas seni dan kerajinan tangan Arin ke dunia fashion Indonesia.
Astagunaku lahir dari hobi Arin di bidang seni dan kerajinan tangan. Kini, brand ini tidak hanya menghasilkan kain jumputan dan batik kontemporer, tapi juga produk turunan seperti vest, rok lilit, kemeja, dan aksesori, yang memaksimalkan fungsi kain itu sendiri. Arin menggabungkan teknik kontemporer dan tren fashion terkini untuk menghadirkan karya yang fresh dan penuh makna.
Bersama Blitar Youth Festival, Arin berkomitmen untuk tumbuh bersama pemuda Blitar dan memperkenalkan karyanya ke lebih banyak orang. Membangun jejaring dengan komunitas yang memiliki minat yang sama menjadi bagian penting dari perjalanan Astagunaku. Selain itu, Arin dan timnya menghadapi tantangan dalam pemasaran dan mengambil langkah-langkah inovatif seperti mengikuti pameran seni, mengadakan workshop, serta memanfaatkan media sosial untuk memperkenalkan karya-karyanya.
Astagunaku juga berfokus pada pengembangan produk yang menggabungkan warisan budaya dengan tren masa kini. Melalui riset dan diskusi bersama pengrajin batik, pewarna alam, hingga penggiat UMKM, Arin belajar bagaimana pewarnaan alam memberikan nilai tersendiri pada setiap karya yang dihasilkan.
Dalam perjalanan Astagunaku, pameran nasional seperti Inacraft dan Kriyanunsa menjadi momen penting, serta kolaborasi dengan brand lain, seperti Aksarta, yang membawa pengalaman luar biasa bagi Arin dan tim. Salah satu pelajaran berharga yang Arin dapatkan adalah pentingnya menjaga hubungan baik dengan klien, dengan selalu menepati waktu sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat.
Bagi Arin, pesan penting untuk para pebisnis muda adalah untuk “mulai aja dulu, dan kamu akan tau hasilnya." Semangat dan konsistensi menjadi kunci utama dalam perjalanan bisnis yang penuh tantangan ini.
Membangkitkan Semangat Lokal dan Merayakan Blitar Melalui Karya Ilustrasi
Milatun Nabila, seorang ilustrator lepas sekaligus pendiri Sukayo Studio, memulai perjalanannya dari kenangan masa kecil yang hangat. Kecintaannya pada dunia gambar tumbuh berkat momen-momen seru bersama sang kakek, yang sering mengajaknya bermain tebak-tebakan gambar. Dari situlah benih hobi mulai tumbuh, berkembang jadi prestasi, hingga kini menjadi sumber penghasilan yang penuh makna.
Setelah menyelesaikan studi di jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) ISI Yogyakarta, ia kembali ke kampung halaman di Blitar. Di sanalah muncul keresahan—betapa kurangnya perhatian terhadap kekayaan budaya dan sejarah kota ini. Keresahan itu justru menjadi titik tolak lahirnya Sukayo Studio, sebuah brand yang bertujuan menghadirkan warna baru untuk Blitar lewat ilustrasi yang unik dan penuh cerita.
Lebih dari sekadar bisnis ilustrasi, Sukayo Studio ingin menjadi ruang kreatif yang merayakan identitas lokal. Visi utamanya adalah menghidupkan kembali semangat budaya Blitar, mempopulerkannya lewat karya visual, dan menjembatani seni dengan kehidupan masyarakat sehari-hari.
Tentu, jalan yang ditempuh tak selalu mulus. Awal merintis studio dipenuhi rasa takut. Takut gagal, takut tidak diterima. Tapi dengan riset pasar dan memahami calon pembeli, langkah demi langkah mulai terasa mantap. Bertemu komunitas seperti Blitar Youth Festival (BYF) juga membuka banyak pintu, memberi semangat baru untuk terus bergerak maju.
Salah satu strategi penting yang diterapkan adalah memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk menyebarkan karya yang penuh warna dan cerita. Selain itu, ikut serta dalam acara seperti open tenant bersama BYF jadi momen berharga untuk memperkenalkan Sukayo ke lebih banyak orang.
Respons positif dari klien menjadi pencapaian tersendiri. Rasanya begitu membahagiakan ketika karya tidak hanya diterima, tapi juga dihargai karena mampu menangkap emosi dan cerita mereka.
Tak berhenti sampai di situ, studio ini juga memberi dampak sosial. Lewat kegiatan menggambar dan mewarnai di MI Nurul Ulum, Gadungan, Gandusari, serta keterlibatan aktif dalam komunitas BYF, semangat berkarya dibagikan ke lingkungan sekitar. Harapannya, setiap merchandise dari Sukayo bisa jadi pengingat indah tentang Blitar, tentang kota yang kaya budaya dan kehangatan.
Selama perjalanannya, satu pelajaran yang paling melekat adalah: tak ada waktu yang lebih baik untuk mulai selain sekarang. Meski penuh tantangan, keberanian untuk mencoba selalu menjadi awal dari perjalanan yang luar biasa. Karena bagi Nabila, kesuksesan bukan hanya soal hasil akhir, tapi juga keberanian untuk terus belajar dan melangkah.
Dan untuk siapa pun yang ingin memulai bisnis, pesannya sederhana:
"Coba aja dulu, nanti pasti ada jalan kecil yang bisa ngarahin kita ke tujuan yang lebih besar."